Guru belum disebut pahlawan apabila belum bisa benar-benar memberikan perubahan pada anak didiknya, jadi sebagai seorang guru harus memang benar mampu menjadikan Anak didiknya lebih baik dari sebelumnya, mengajarkan kepada anak didik untuk belajar bagaimana caranya belajar yang baik, memberikan perubahan yang sangat signifikan, baik dari IQ, EQ, Maupun SQ nya, memperbaiki kualitas pendidikan di sekolah, dan harus bisa menjadi Contoh yang baik buat anak didiknya sesuai dengan namanya yaitu dalam bahasa Jawa GURU = di GUgu lan ditiRU.
Penjelasan :
IQ (Intelegent Question) : Ialah Kemampuan Kecerdasan Anak Didik baik kemampuan berfikir, menghafal, dan memecahkan masalah.
IQ ini berkaitan dengan ilmu pengetahuan yang diberikan oleh seorang guru, contohnya : ilmu sains, ekonomi, kewarganegaraan, dll.
Selain guru harus cerdas, guru juga harus benar-benar bisa menyampaikan ilmu yang dimilikinya kepada anak didiknya, harus mengetahui trik bagaimana anak didik cepat paham ke pada penjelasan yang diberikan guru. guru jangan berperan atas dasar kekuasaannya, melainkan atas dasar kewibawaanya.
Sekarang Kementrian Dinas Pendidikan Indonesia mewajibkan para guru harus mampu menguasai teknologi yang berkembang saat ini, yang tujuannya agar dalam proses penyampaian materi pelajaran kepada anak didik bisa lebih berinovasi, anak didik tidak jenuh, dan anak didik bisa cepat paham dalam materi-materi pelajaran. maka dari itu guru selain pintar dalam ilmu pengetahuan yang dikuasai, juga harus pintar dalam menggunakan teknologi pada saat ini.
EQ (Emotional Question) : Ialah Kemampuan menjaga dan mengendalikan perasaan diri, ini berkaitan dengan perasaan dari anak didik dalam lingkungan pendidikan.
Guru harus bisa mengajarkan bagaimana cara menjaga dan mengendalikan perasaan dari anak didiknya dengan baik, dan sesuai dengan norma-norma yang ada, baik norma Agama, maupun norma negara / PANCASILA, sehingga dilingkungan pendidikan tidak terjadi : Tawuran dan Pertengkaran yang sangat trend sekali sekarang di Lingkungan Pendidikan di Indonesia saat ini.
Sifat-sifat yang harus diperhatikan dalam mengubah situasi pergaulan biasa menjadi situasi pendidikan yaitu sifat kewajaran dan ketegasan. Selain itu pendidik dalam mengawasi segala sesuatu yang terjadi dalam pergaulan hendaknya dilakukan dengan saling mempercai, agar anak didik merasa bahwa pendidik orang yang menyayangi, orang baik, orang yang dapat memberikan perlindungan, orang yang memberikan bantuan dsb. Pergaulan seperti ini menjadi kondusif untuk pendidikan, sehingga proses pendidikan dapat berlangsung dengan harapan.
SQ (Spiritual Question) : Ialah Kemampuan mengenal norma-norma agama, dan kemampuan mengenal Tuhan. hal ini berkaitan dengan Hati, Guru harus mampu mengajarkan norma-norma agama kepada peserta didik, supaya Akhlak dari anak didik tersebut bisa berubah. dan harus bisa mengenalkan Tuhan dan mendekatkan diri kepada Tuhannya terhadap anak didik. mengajarkan menyelesaikan masalah yang terjadi pada anak didik dengan menggunakan Spiritual Question (SQ), misalkan masalah yang terjadi di lingkungan keluarga anak didik yaitu orang tuanya bertengkar dirumah, apabila guru tidak bisa memberikan solusi bagaimana cara menyelesaikan masalah tersebut, maka anak didik akan mengalami tekanan dalam dirinya, sehingga prestasi disekolah akan terganggu. mengajarkan anak didik untuk berpasrahkan atau bertawakkal kepada Tuhannya mengenai masalah yang terjadi terhadap orang tuanya tersebut.
Sekolah harus mempunyai tujuan yang jelas yang dituangkan dalam bentuk kurikulum. Tetapi pada umumnya tujuan sekolah adalah memberikan bekal kemampuan kepada peserta didik dalam mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga Negara, makhluk Tuhan, serta mempersiapkan peserta didik untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan berikutnya.
Selain itu sekolah mempunyai fungsi konservasi dan fungsi inovasi. Fungsi konservasi, berarti sekolah berupaya untuk melestarikan nilai-nilai sosial-budaya yang ada di dalam masyarakat. Sedangkan fungsi inovasi, berarti sekolah berupaya untuk melakukan pembaharuan di dalam masyarakat.
Dari tujuan sekolah diatas tidak akan berjalan dengan sempurna tanpa adanya Guru-guru yang benar-benar mampu mendaya gunakan IQ, EQ, dan SQ nya. guru harus bisa memberikan inovasi dilingkungan pendidikan, contohnya terus belajar dan mengembangkan terhadap ilmu yang dikuasai, tidak Males-Males membuat RPP dan Silabus, agar ilmu yang diperoleh anak didik bisa maksimal dan mampu bersaing dengan sekolah yang lain.
Guru dalam proses pembelajaran tidak boleh sembarang memperlakukan peserta didik ( dibentuk sesuka hati pendidik), karena tercapainya tujuan yang diharapkan tidak sesuai dengan kodrat peserta didik atau siswa tersebut menjadi kehilangan diri sendiriannya, dan proses pergaulan ini tidak dapat dikatakan sebagai pendidikan. Oleh sebab itu, dalam proses pendidikan guru harus memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk tumbuh dan mengembangkan kodratnya. Hal ini dapat terjadi apabila pendidik bukan berperan atas dasar kekuasannya, melainkan atas dasar kewibawaanya.
Faktor-faktor yang menentukan kewibawaan pendidik adalah kasih sayang, kepercayaan, kedewasaan, identifikasi terhadap anak, dan tanggungjawab pendidikan. Sedangkan, penurutan atau menurutnya anak didik kepada pendidik akan ditentukan oleh faktor kemampuan anak dalam memahami bahasa, kepercayaan anak kepada pendidik, kebebasan anak untuk menentukan sikap, identifikasi, imitasi dan simpati, dan tanggung jawab pendidikan dimulai dari pendidik, tetapi lambat laun seiring perkembangan kedewasaan peserta didik tanggung jawab tersebut diserahkan dan diraih oleh peserta didik.
Jadi saya yakin apabila semua guru-guru bisa memahami tugas-tugasnya sebagai guru yang sesungguhnya seperti yang saya jelaskan diatas, pasti kualitas pendidikan di Indonesia akan menjadi baik, dan mampu bersaing dengan Negara-negara lainnya, sebab guru tersebut sungguh-sungguh mampu memberikan perubahan terhadap Anak didik, baik ilmu maupun sikap. mampu meningkatkan kualitas pendidikan dilingkungan sekolah. dan sungguh sangat pantas apabila mendapat julukan "PAHLAWANKU bagi Anak Didik" atau "PAHLAWAN TANPA TANDA JASA". Terima Kasih.
0 komentar:
Posting Komentar