Universitas Brawijaya
Monumen Tugu Universitas Brawijaya
|
|
Moto | Join UB, be the Best |
Didirikan | 1963 |
Jenis | Negeri |
Rektor | Prof. Dr. Ir. Yogi Sugito |
Staf administratif | 1.669 (2012) |
Jumlah mahasiswa | 52.376 (2012) |
Sarjana | 47.233 (2012) |
Magister | 2.316 (2012) |
Doktor | 1.123 (2012) |
Jumlah mahasiswa lain | 1.222 (2012) (Diploma) 482 (2012) (Spesialis) |
Lokasi | Malang, Jawa Timur, Indonesia 112° 36' 45.88" E 7° 57' 20.00" S |
Kampus | Urban (Malang) |
Nama sebelumnya | Gemeentelijke Universiteit (Universitas Kotapraja Malang) |
Warna | Biru Turquoise |
Julukan | UB |
Situs web | www.ub.ac.id |
Universitas Brawijaya (biasa disingkat UNBRA, UNIBRAW atau singkatan resmi UB) merupakan lembaga pendidikan tinggi negeri di Indonesia yang berdiri pada tahun 1963 di Kota Malang melalui Ketetapan Menteri Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan No. 1 tanggal 5 Januari 1963, kemudian disahkan oleh Keputusan Presiden
no. 196 tahun 1963 yang kemudian tanggal 5 Januari ditetapkan sebagai
hari lahir Universitas Brawijaya. Jumlah mahasiswa lebih dari 60 ribu
orang dari berbagai strata mulai program Diploma, program Sarjana, program Magister, dan program Doktor selain program Spesialis tersebar dalam 10 Fakultas dan 2 Program pendidikan setara fakultas.
Universitas Brawijaya pada 10 Januari 2009 mendapatkan akreditasi A dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT) melalui Keputusan BAN PT No. 015/BAN-PT/Ak-II/Inst/I/2009. Dengan demikian, UB adalah 1 dari 2 perguruan tinggi di Jawa Timur yang terakreditasi A yaitu bersama Intitut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya. Empat puluh empat tahun kemudian, UB mendapat persetujuan Dirjen Dikti untuk menjadi perguruan tinggi Otonom pada tanggal 29 November 2007.
Universitas Brawijaya memiliki kampus pusat yaitu di Malang (Ketawanggede, Puncak Dieng, Griyasahanta), dan cabang yang lebih kecil di Kediri, Kasembon, Jakarta, dan Probolinggo.
Pada tahun 2013, terdapat 157 program studi yang terdiri dari Vokasi
18, S1 69, S2 37, S3 16, dan Profesi 17. Jumlah mahasiswa baru tahun
2013 yaitu 16.334 orang dan total seluruh mahasiswa adalah 61.511 orang. Untuk program beasiswa Bidik Misi,
UB menerima 1.500 mahasiswa pertahun dan menambah biaya Rp 200.000
perbulan dari yang diberikan oleh pemerintah. Sedangkan total beasiswa
lain yaitu Rp 27,6 miliar pertahun. Terakreditasinya fakultas Ekonomi
dan Bisnis-UB dan Teknologi Pertanian-UB oleh internasional. Sedangkan
untuk semua fakultas, lembaga, dan unit telah mendapatkan sertifikat manajemen ISO. Universitas Brawijaya sebagai World Class Entrepreneurial University.
Lahan kampus utama seluas 58 ha terletak di kawasan barat kota Malang, tepatnya di Jalan Veteran. Gedung-gedung dalam Kampus pada umumnya berarsitektur Jawa
yang ditata sedemikian rupa. Efisiensi penggunaan lahan kampus,
gedung-gedung UB kebanyakan berlantai 3 bahkan di beberapa fakultas
gedungnya berlantai 7. Gedung kantor pusat berlantai 8 dengan bangunan
yang sangat khas, saat ini menjadi maskot UB. Secara keseluruhan UB
memiliki aset tanah seluas 1.813.664 m2 (181 ha). Dari luas tanah
tersebut 58 ha terletak di dalam Kota Malang dan merupakan wilayah utama
kegiatan universitas. Lahan seluas 73 ha merupakan lahan laboratorium
dan lahan percobaan di propinsi Jawa Timur di luar kota Malang, yaitu di Cangar, Jatikerto, Dau dan Sumberpasir. Sedangkan sisanya, seluas 92 ha, terletak di Lampung dan merupakan lahan percobaan untuk bidang pertanian.
Sejarah
1957-1960: Gemeentelijke Universiteit
Berawal dari Balaikota Malang, gagasan untuk pembentukan perguruan tinggi itu digulirkan. Atas prakarsa Ketua DPRD, 10 Mei 1957,
diadakan pertemuan tokoh-tokoh masyarakat dan pemerintahan kota Malang,
membahas rencana pembentukan sebuah universitas milik kotapraja (Gemeentelijke Universiteit).
Sebagai langkah awal, didirikan sebuah yayasan bernama Yayasan
Perguruan Tinggi Malang (YPTM) dengan akte notaris nomor 48 tahun 1957, 28 Mei 1957. Yayasan ini kemudian membuka Perguruan Tinggi Hukum dan Pengetahuan Masyarakat (PTHPM), pada 1 Juli
1957. Tercatat sebanyak 104 mahasiswa perguruan tinggi ini, dan
menggunakan ruang sidang Balaikota Malang sebagai tempat perkuliahannya.
Sementara itu, atas inisiatif beberapa tokoh masyarakat yang lain
dibentuk pula Yayasan Perguruan Tinggi Ekonomi Malang (YPTEM) dengan
akte notaris nomor 26, 15 Agustus
1957, yang kemudian mendirikan Perguruan Tinggi Ekonomi Malang (PTEM).
Tak jauh berbeda dengan pendahulunya, aktivitas perkuliahan PTEM juga
menumpan di Balaikota Malang.
Secara resmi PTHPM diakui sebagai milik Kotaparaja Malang dengan keputusan DPRD, 19 Juni 1958. Pada dies natalis ketiga PTHPM, 1 Juli 1960,
diumumkan penggunaan nama Universitas Kotapraja Malang bagi perguruan
tinggi itu. Selain itu diumumkan pula rencana membuka dua fakultas baru.
Rencana itu menjadi kenyataan, 15 September 1960, berdiri Fakultas Administrasi Niaga (FAN). Disusul kemudian oleh Fakultas Pertanian (FP), 10 November 1960.
1961-1964: Upaya penegerian
Pembiayaan menjadi kendala utama penyelenggaraan Universitas
Kotapraja Malang. Meskipun diakui sebagai milik Kotapraja Malang,
pembiayaan universitas ini sepenuhnya tetap menjadi beban yayasan. Oleh
karena itu ditempuh usaha untuk memperoleh status universitas negeri.
Sesuai UU nomor 22 tahun 1961 tentang perguruan tinggi, ada beberapa
persyaratan yang harus dipenuhi, baik mengenai jumlah maupun jenis
fakultas yang dimiliki. Untuk itu, diupayakan penggabungan dengan
perguruan tinggi yang sudah ada di Malang, yakni PTEM dan STKM (Sekolah
Tinggi Kedokteran Malang). PTEM sepakat dengan gagasan ini, sementara
STKM masih belum dapat menerimanya.
Sebagai langkah menuju penggabungan, Universitas Kotapraja Malang
berganti nama menjadi Universitas Brawijaya. Nama ini berasal dari gelar
raja-raja Majapahit yang merupakan kerajaan besar di Indonesia pada abad 12 sampai 15. Nama ini diberikan oleh Presiden Republik Indonesia melalui kawat nomor 258/K/61 tanggal 11 Juli 1961, dipilih dari 3 alternatif yang diajukan, yakni Tumapel, Kertanegara, dan Brawijaya. Nama itu secara resmi baru dipakai 3 Oktober
1961, setelah penggabungan Yayasan Perguruan Tinggi Malang (Universitas
Kotapraja Malang) dengan Yayasan Perguruan Tinggi Ekonomi Malang (PTEM)
menjadi Yayasan Universitas Malang, yang disahkan akte notaris nomor 11
tanggal 12 Oktober 1961.
Untuk memenuhi syarat penegerian, Universitas Brawijaya yang telah
memiliki 4 fakultas (FHPM, FE, FAN, dan FP) membuka lagi sebuah
fakultas, Fakultas Kedokteran Hewan dan Peternakan (FKHP) pada 26 Oktober 1961.[2][3][4]
Presiden Universitas Brawijaya, H. Doel Arnowo bersama para perintis
universitas ini terus berjuang untuk mendapatkan status universitas
negeri. Dalam sebuah pertemuan 7 Juli
1962, dicapai kesepakatan antara Menteri PTIP, Pangdam VIII Brawijaya,
Presiden Universitas Airlangga, Presiden Universitas Brawijaya, dan
Presiden Universitas Tawangalun, bahwa hanya fakultas-fakultas eksakta saja yang terlebih dulu dinegerikan. Keputusan Menteri PTIP nomor 92 tahun 1962 tanggal 1 Agustus 1962 menetapkan FP dan FKHP dinegerikan dan sekaligus menjadi bagian dari Universitas Airlangga. Keputusan ini berlaku surut mulai 1 Juli 1962.
Sementara itu di Probolinggo, 28 Oktober
1962 dibuka Perguruan Tinggi Jurusan Perikanan Laut oleh Yayasan
Pendidikan Tinggi Probolinggo. Jurusan ini pada saatnya kemudian menjadi
bagian dari FKHP dengan SK Menteri PTIP no 163 tahun 1963, 25 Mei 1963. Tanggal 5 Januari 1963, keluar Keputusan Menteri PTIP nomor 1 tahun 1963, tentang pendirian Universitas Negeri Brawijaya di Malang.
Dengan keputusan itu, ditetapkan Universitas Brawijaya di Malang
terdiri dari Fakultas Ekonomi, Fakultas Hukum dan Pengetahuan
Masyarakat, Fakultas Ketatanegaraan dan Ketataniagaan, Fakultas
Pertanian, serta Fakultas Kedokteran Hewan dan Peternakan. Keputusan itu
pula memisahkan Fakultas Pertanian, dan Fakultas Kedokteran Hewan dan
Peternakan dari Universitas Airlangga dan memasukkannya ke dalam
lingkungan Universitas Brawijaya di Malang. Selain itu, keputusan
Menteri PTIP ini juga meresmikan 3 fakultas yaitu Fakultas Hukum,
Fakultas Ilmu Pendidikan, dan Fakultas Ketatanegaraan di Jember sebagai
bagian dari Universitas Brawijaya. Kemudian, dengan Keputusan Menteri
PTIP nomor 97 tahun 1963, 15 Agustus 1963, Fakultas Ketatanegaraan dan Ketataniagaan di Kediri ditetapkan sebagai cabang dari FKK Universitas Brawijaya.
Keputusan Menteri PTIP tentang pendirian Universitas Negeri Brawijaya
kemudian disahkan dengan Keputusan Presiden nomor 196 tahun 1963, 23 September
1963. Dengan itu pula ditetapkan fakultas-fakultas yang bergabung ke
dalam Universitas Brawijaya, yakni FE, FHPM, FKK, FP dan FKHP di Malang,
serta Fakultas Hukum, Fakultas Pertanian, Fakultas Ilmu Pendidikan,
Fakultas Ilmu Sosial, dan Fakultas Kedokteran di Jember. Dalam status
negeri, Universitas Brawijaya membuka Fakultas Teknik (FT) berdasarkan
Keputusan Menteri PTIP nomor 167 tahun 1963, 23 Oktober 1963. Pada tahun 1964, cabang di Jember memisahkan diri dan membentuk Universitas Jember (SK Menteri PTIP nomor 151 tahun 1964, 9 November 1964).
1965-1968: Kampus bergolak
Situasi negara memburuk dengan meletusnya pemberontakan G30S/PKI pada tahun 1965. Seluruh perguruan tinggi bergolak, tidak terkecuali Universitas Brawijaya. Pergolakan mencapai puncaknya 2 April 1966,
seluruh aktivitas universitas ini berhenti. Dengan keputusan nomor
012/IV/66, Komandan Korem 083 selaku PU Pepelrada (Penguasa Pelaksana
Perang Daerah) menetapkan sebuah presidium untuk memimpin Universitas
Brawijaya, dan dekan untuk memimpin fakultas-fakultas. Keputusan itu
kemudian disahkan Deputi Menteri PTIP dengan Keputusan nomor 4385 tahun
1966. Tugas utama presidium adalah normalisasi keadaan dan menggalang
persatuan dan kesatuan di kalangan sivitas akademika. Presidium mulai
bekerja 7 April 1966, dan membuka kembali Universitas Brawijaya 12 April 1966.
Bulan Juni 1966, Brigjen dr. Eri Soedewo ditugasi pemerintah untuk
stabilisasi perguruan tinggi-perguruan tinggi di Jawa Timur. Jabatannya
sebagai Koordinator Perguruan Tinggi Jawa Timur, di samping Pejabat Rektor Universitas Airlangga, Ketua Presidium IKIP Surabaya, Ketua Presidium IKIP Malang, dan Ketua Presidium Universitas Brawijaya.
Dalam rangka pengamanan seluruh kampus di Jawa Timur, Pangdam VIII/Brawijaya, 1 Agustus
1966, memberhentikan seluruh pimpinan perguruan tinggi di Jawa Timur.
Sebagai pimpinan Universitas Brawijaya, dengan keputusan Pepelrada nomor
59 tahun 1966, yang kemudian disahkan oleh keputusan Direktur Jenderal
Perguruan Tinggi nomor 798/I/SP/KT/67, diangkat Kolonel Moejadhie
Komandan Korem 083 sebagai Rektor Universitas Brawijaya, dibantu oleh
para pembantu rektor dan para dekan fakultas.
1969-1997: Pengembangan kampus
Pimpinan Universitas Brawijaya bekerja tanpa anggaran selama setahun.
Baru kemudian secara berangsur-angsur diperoleh kembali anggaran dari
pemerintah. Setelah 3 tahun keadaan menjadi normal, Universitas
Brawijaya melangkah memasuki masa pembangungan (Pelita I) pada tahun
1969, dipimpin oleh rektor dari kalangan sendiri, yaitu Dr Ir Moeljadi
Banoewidjojo (1969-1973).
Pembangunan fisik dilaksanakan. Gedung-gedung kuliah, laboratorium, bengkel, dan perpustakaan dibangun di kompleks Dinoyo. Secara berangsur-angsur prasarana dan sarana kampus dilengkapi. Untuk memudahkan manajemen, jurusan Perikanan Laut di Probolinggo (1972) dan cabang Fakultas Ketatanegaraan dan Ketataniagaan (FKK) di Kediri (1973) secara berangsur-angsur dipindahkan ke Malang. Sedangkan jurusan Kedokteran Hewan di Surabaya (berdiri 1970) sejak 1972 bergabung dengan Universitas Airlangga. Di bawah kepemimpinan Rektor Dardji Darmodihardjo SH (1973-1979), pembangunan fisik terus berlangsung.
Kantor Pusat dipindahkan dari Jalan Guntur 1 ke Kampus Dinoyo (1974),
juga tempat perkuliahan seluruh fakultas secara berangsur-angsur
dipusatkan. Jumlah staf pengajar maupun administratif bertambah dengan
banyaknya pengangkatan baru. Beliau juga menetapkan singkatan “Unibraw”
sebagai pengganti “Unbra”. Jumlah fakultas pun bertambah dengan
bergabungnya Sekolah Tinggi Kedokteran Malang (STKM) secara resmi
menjadi Fakultas Kedokteran dengan Keputusan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan nomor 001/O/1974, 1 Januari 1974.
Dalam periode selanjutnya, berturut-turut di bawah kepemimpinan
Rektor Prof Harsono (1979-1987), Rektor Prof ZA Achmady (1987-1994),
Rektor Prof Hasyim Baisoeni (1994-1998). Terjadi perubahan nama beberapa
fakultas, peningkatan beberapa jurusan menjadi fakultas, pembukaan
fakultas dan program-program baru, serta pemisahan untuk mandiri program
non gelar Politeknik. Selain itu banyak pembangunan fasilitas
pembangunan fisik seperti gedung Rektorat berlantai 8 dan gedung
Widyaloka pada masa jabatan Rektor Prof ZA Achmady, sedangkan penggunaan
website resmi Universitas Brawijaya mulai diresmikan pada masa Rektor
Prof Hasyim Baisoeni.
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), diresmikan
berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor
0371/O/1993 tanggal 21 Oktober 1993.
Universitas Brawijaya menambah satu lagi fakultas yaitu Fakultas
Teknologi Pertanian (FTP) yang merupakan peningkatan satu dari Jurusan
Teknologi Pertanian yang sebelumnya berada di Fakultas Pertanian.
1998-2005: Perguruan Tinggi Otonom
Pada masa kepemimpinan Rektor Prof Eka Afnan Troena (1998-2002) mulai menerima mahasiswa asing asal Malaysia, dimulainya era jaringan serat optik untuk pengembangan teknologi informasi (TI) di kampus dan pelaksanaan pembelajaran jarak jauh bekerjasama dengan Keio University, Jepang, serta memulai program pemberian beasiswa studi lanjut bagi staf administrasi.
Pada tahun 1999, pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi dan
Nomor 61 Tahun 1999 tentang Penetapan Perguruan Tinggi Negeri Sebagai
Badan Hukum. Tekad Universitas Brawijaya menjadi perguruan tinggi otonom
sesuai PP 60 dan PP 61 Tahun 1999, telah di persiapkan sejak tahun
2000, dengan melakukan sosialisasi kepada sivitas akademika.
Beberapa Presiden mahasiswa
perguruan tinggi menolak otonomi kampus. Presiden Mahasiswa Universitas
Brawijaya, Muhammad Fadhli mengusulkan adanya SPP progresif
(proporsional), jika otonomi kampus diberlakukan. Menurut Presiden
Mahasiswa Universitas Brawijaya, pihaknya telah melakukan polling
pendapat tentang otonomi kampus yang hasilnya 63,9% menolak penerapan
otonomi kampus dan hanya 26,7% yang setuju. Otonomi kampus, yang akan
diberlakukan di Universitas Brawijaya harus dikaji ulang dan dicarikan
format yang paling baik dan tepat.
Pada masa Rektor Prof Bambang Guritno ini, beliau mencanangkan visi
menjadikan Universitas Brawijaya sebagai perguruan tinggi terkemuka
melewati batas wilayah nasional, melakukan persiapan-persiapan untuk
menjadi perguruan tinggi otonom, mengupayakan peningkatan kualitas dosen
melalui studi lanjut, memperluas kerjasama luar negeri, mengadakan
penataan jenjang karier staf administrasi, merintis pemberian subsidi
biaya perjalanan haji bagi karyawan, serta menempatkan perencanaan
sebagai dasar penetapan program dan kegiatan Universitas Brawijaya.
Pada tahun 2003, berdasarkan SK Rektor nomor 147/SK/2003 dibentuklah
dan mulai disosialisasikan pelaksanaan Tim Evaluasi Diri (Persiapan
BHMN-UB) untuk Pengembangan Otonomi dan Akuntabilitas Organisasi
Universitas Brawijaya. Otonomi adalah salah satu pilar untuk
menghasilkan SDM yang berkualitas berdasarkan hasil studi banding ke Universitas Indonesia, Universitas Gadjah Mada, Institut Teknologi Bandung dan Institut Pertanian Bogor yang telah berstatus perguruan tinggi BHMN (Badan Hukum Milik Negara).
Akhirnya pada Desember
2004, diterbitkanlah keputusan Senat mengenai Otonomi Kampus
Universitas Brawijaya. Dan mulai disosialisasikan bagi kalangan pejabat
di lingkungan kampus dan bagi para fungsionaris mahasiswa yaitu Eksekutif Mahasiswa, Dewan Perwakilan Mahasiswa, serta Himpunan Mahasiswa Jurusan dan Program Studi mulai tahun 2005.
2006-sekarang: World Class Entrepreneurial University
Universitas Brawijaya mendapat persetujuan Dirjen Dikti untuk menjadi perguruan tinggi otonom pada tanggal 29 November 2007,
walaupun pelaksanaannya harus menunggu pengesahan Undang Undang BHP.
Sementara menunggu pengesahan UU-BHPMN (Badan Hukum Pendidikan Milik
Negara) oleh DPR, untuk itu telah dibentuk tim penyusun proposal BLU (Badan Layanan Umum) yang diketuai oleh Prof. Dr. Sutiman B. Sumitro.
Dalam masa kepemimpinan Rektor Prof. Yogi Sugito, Universitas Brawijaya diarahkan untuk menjadi entrepreneurial university
yang bertaraf internasional, dibuat logo Universitas Brawijaya, mulai
diperkenalkan singkatan UB menggantikan Unibraw, diberlakukan SPP
proporsional bagi mahasiswa baru, dibangun gedung Pusat Bisnis, gedung
kuliah Fakultas Ekonomi, gedung Pusat Pendidikan Fakultas Kedokteran,
dan monumen tugu UB, dan pembentukan Laboratorium Sentral Ilmu Hayati.
Rektor ini sangat memperhatikan keindahan, keamanan, dan kenyamanan
kampus.
Pencanangan UB menuju Entrepreneurial University (EU) disaksikan oleh Wakil Presiden Republik Indonesia pada tanggal 2 Juni 2007.
Bagi UB, EU merupakan perwujudan Visi dan Misi, untuk menghasilkan
lulusan yang mandiri dan berjiwa pelopor. Di dalam pelaksanaannya telah
ditempuh rintisan-rintisan berbagai kegiatan dengan bantuan dana hasil
kerjasama. Sebagai bagian dari langkah nyata UB menuju EU, maka
dilakukan pembenahan organisasi, antara lain pembentukan UBBIPS (University of Brawijaya Business Incubator and Public Services atau Pusat Inkubator Bisnis dan Layanan Masyarakat UB). Lembaga ini keberadaannya di bawah Rektor
yang berfungsi sebagai tempat pengembangan pendidikan dan latihan
kewirausahaan bagi mahasiswa, dosen, pegawai, dan masyarakat, sebagai
fasilitator pengembangan riset di universitas yang relevan dengan
kebutuhan industri/UKM dan ekspose hasil riset potensial agar bernilai
bisnis, serta mengembangkan unit bisnis akademik dan non akademik
sebagai sumber pendapatan universitas untuk menunjang aktivitas
pendidikan.
Kerjasama dilakukan dengan Badan Litbang Diknas, UB dipercaya untuk
menyusun Pedoman Umum, Pedoman Khusus dan berbagai modul Inkubator
Bisnis Perguruan Tinggi. Bekerja sama dengan JBIC (Japan Bank for International Cooperation) dan Waseda University, serta perguruan tinggi di negara-negara ASEAN
untuk mencari dan menguji coba model Pendidikan Entrepreneurship untuk
Mahasiswa Pendamping UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) yang cocok
diterapkan di kawasan ASEAN.
Atribut
Lambang
Lambang merupakan penyederhanaan dari kenyataan yang kompleks dan
bersifat abstrak. Dengan lambang, sebuah institusi memiliki identitas
yang unik agar dikenali orang lain. Lambang Universitas Brawijaya
berbentuk segilima dengan warna dasar hitam. Di dalamnya terdapat gambar
arca Raden Wijaya (Prabu Brawijaya) berwarna kuning emas, sebagai penjelmaan Dewa Wisnu
yang bertangan empat. Masing-masing tangan memegang lampu, canka atau
siput, qada, dan cakra. Selain itu sebagai lambang Ciwa, Raden Wijaya
mengenakan mahkota Candra Kapala. Di samping kiri dan kanan Raden Wijaya
terdapat sepasang Dewa Perwara sebagai pengikut Sang Raja.
Lambang secara keseluruhan menggambarkan corak atau watak dari
Universitas Brawijaya. Jiwa kepeloporan, seperti yang dimiliki oleh
Raden Wijaya (Prabu Brawijaya), dilukiskan dengan warna kuning emas.
Memiliki sifat abadi, dilukiskan dengan warna dasar hitam.
Menjunjung tinggi falsafah Pancasila,
digambarkan dalam bentuk segilima berwarna kuning emas. Berani
membongkar segala sesuatu yang tidak wajar atau tidak benar, digambarkan
dalam bentuk mahkota candra kapala. Penegak tertib hukum, digambarkan
dalam bentuk gada. Berani meratakan segala sesuatu yang dianggap kurang
wajar atau kurang benar, digambarkan dalam bentuk senjata cakra.
Segalanya dilakukan dengan kesucian yang disertai pula tugas pemelihara
atau pembina sesuai dengan sifat Wisnu, yang dilambangkan dalam bentuk
fanka atau siput. Percaya dan meyakini benar-benar bahwa zat hidup itu
ada, yang dilukiskan dalam bentuk lampu. Dengan demikian lambang
tersebut menggambarkan penjiwaan keseluruhan watak Raden Wijaya (Prabu
Brawijaya) yang senantiasa dilandasi moral Pancasila.
Bendera
Setiap fakultas di Universitas Brawijaya mempunyai warna-warna
tertentu sesuai dengan ciri khas masing-masing. Fakultas Hukum (FH)
memiliki warna bendera merah, Fakultas Ekonomi (FE) warna bendera
kuning, Fakultas Ilmu Administrasi (FIA) warna bendera abu-abu, Fakultas
Pertanian (FP) warna bendera hijau muda, Fakultas Peternakan (FPet)
warna bendera coklat, Fakultas Teknik (FT) warna bendera biru tua,
Fakultas Kedokteran (FK) warna bendera hijau tua, Fakultas Perikanan
(FPi) warna bendera biru laut, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam (FMIPA) warna bendera biru muda, Fakultas Teknologi Pertanian (FTP)
warna bendera biru muda.
Lagu
Hymne Universitas Brawijaya diciptakan oleh R. Janardhana mahasiswa
Fakultas Kedokteran Hewan dan Peternakan (sekarang: Fakultas Peternakan)
Universitas Brawijaya pada tahun 1963. Sedangkan Mars Universitas
Brawijaya diciptakan oleh Lilik Sugiarto tahun 1990. Sampai saat ini,
kedua lagu tersebut masih digunakan.
Jaket
Warna biru dipakai berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.0602a/U/1984 tanggal 28 November 1984
tentang Pedoman Tata-Busana Akademik Perguruan Tinggi di Lingkungan
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, yang tertuang dalam Lampiran 1-2
tentang warna-warna Universitas/Institut Negeri di seluruh Indonesia
tabel nomor 12 (Universitas Brawijaya dengan warna: Biru Turquoise).
Sedangkan model yang sampai sekarang dipakai, telah disempurnakan atas
kepeloporan Ir. Abdul Azis Hoesein, Dipl.HE (Ketua Dewan Mahasiswa
1970-1971) pada acara "Jaket Show" untuk memilih model desain jaket almamater.
Logo
Universitas Brawijaya untuk mengadakan penjaringan design logo
Universitas Brawijaya yang berlangsung selama 1 bulan penuh (1-30 September 2006). Pada tanggal 21 November 2006, melalui Keputusan nomor 163/SK/2006, tanggal 14 November
2006, Rektor Prof Yogi Sugito menetapkan pemenang lomba desain logo
Universitas Brawijaya. Logo ini secara filosofis memuat pesan ”Join UB, be the best” untuk jaminan mutu, dapat diubah kapan saja. Logo UB berbentuk persegi empat dengan warna blue navie dengan tuisan UB berwarna kuning emas.
Makna logo dari UB yang memiliki motto ”Join UB, be the best”
adalah huruf “UB” dalam bulatan mengandung makna bahwa Universitas
Brawijaya selalu dinamis keberadaannya dalam masyarakat dunia. Sayap
berjumlah tiga buah mengelilingi bulatan dunia menggambarkan Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu pendidikan dan pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat yang bertaraf internasional. Warna emas pada huruf dan gambar bermakna kebijaksanaan dan kejayaan. Warna biru menggambarkan Universitas Brawijaya bersifat universal. Bingkai bujur sangkar sendiri bermakna keadilan.
Singkatan nama
Nama "Universitas Brawijaya" diberikan oleh Presiden RI melalui surat kawat Nomor 258/K/61 tertanggal 11 Juli 1961, dipilih dari 3 nama yang diajukan Senat Universitas, yakni: Kertanegara, Tumapel, dan Brawijaya. Sejak saat itu pula dikenal nama "Unbra" sebagai singkatan nama Universitas Brawijaya. Dalam perkembangannya, sejak 1 Maret
1975 berdasarkan SK Rektor, singkatan "Unbra" tidak digunakan lagi dan
diganti dengan singkatan baru, yaitu "Unibraw". Selanjutnya, sejak tahun
2006 telah disosialisasikan singkatan "UB" untuk menggantikan singkatan
"Unibraw", dan disetujui Senat Universitas Brawijaya tanggal 17 Maret 2008.
Moto
Sejak peringatan Dies Natalis ke 44, Januari 2007 diperkenalkan moto Universitas Brawijaya yaitu "Join UB, be the best".
Monumen Tugu UB
Tugu Universitas Brawijaya yang terletak di depan Gedung Rektorat dibangun mulai Desember
2007. Letaknya di pusat kampus dengan bentuk lingkaran di jalan utama.
Fungsinya selain sebagai bagian keasrian kampus juga mempunyai makna
pada setiap bagiannya.
Puncak kepala tugu, berbentuk dasar lingkaran bermakna pusat dan
wawasan yang luas, tetapi tetap fokus dan lentur. Diatasnya berbentuk
bulat telungkup, bermakna fakir, tetapi tak miskin. Dipuncak sendiri
berbentuk tongkat menunjukkan bahwa insan akademis pun masih membutuhkan
tuntunan Tuhan Yang Maha Esa.
Bentuk kepala tugu bermakna simbolik adanya tiga strata pendidikan
(S1, S2, S3) di Universitas Brawijaya. Bentuk transparan, bermakna
Universitas Brawijaya terbuka bagi saran dan kritik. Warna kuning
bermakna jiwa kepeloporan sebagai pusat llmu, teknologi, dan seni.
Sedangkan warna hitam bermakna abadi, tidak pandang suku, bangsa,
negara, kebudayaan maupun agama.
Badan tugu mengesankan ilmu, tekonologi dan seni yang sederhana,
kokoh dan monumental. Terdapat pula jam sebagai penunjuk waktu yang
tepat berada di dada tugu sebagai pengingat bahwa warga Universitas
Brawijaya harus menghargai waktu. Sedangkan bentuk kaki tugu bermakna
kepeloporan perguruan tinggi yang terjaga oleh para pengampu sesuai
dengan susunan simbolik yaitu spesialis dan praktisi ilmu; teknologi dan
seni; ilmuwan dan peneliti; profesor dan doktor.
Dasar tugu terdiri dari kolam atas, pelataran gersang, pelataran
bunga, dan kolam teratai. Kolam atas yaitu kolam air bermakna simbolik
bahwa ilmu, teknologi, dan seni itu tidak terbatas dan terus berkembang,
sesuai dengan kebutuhan mahasiswa dan jamannya. Pelataran gersang
tetapi berpola dan bertekstur serta dikelilingi pelita, bermakna para
mahasiswa dan mahasiswi dari berbagai disiplin ilmu dan pembimbingnya.
Pelataran dengan hamparan bunga berwarna-warni dan bunga-bunga ini dapat
diganti/disesuaikan dengan event yang sedang tejadi, bermakna para
alumni dari berbagai disiplin ilmu yang selalu siap dengan berbagai
tuntutan perubahan jaman. Sedangkan kolam teratai bermakna simbolik
berupa harapan kepada para alumni Universitas Brawijaya. "Jadilah bunga
bangsa yang lentur, anggun dan berwibawa, tenang, lestari dan
menghidupi."
Rektor
Berikut ini adalah daftar nama Rektor Universitas Brawijaya sejak dinegrikan sampai sekarang:
No. | Nama | Masa jabatan | Keterangan |
1. | H. Doel Arnowo | 1963-1966 | Presiden Universitas |
2. | Brigjen. Prof. Dr. dr. Eri Soedewo | 1966 | Ketua Presidium |
3. | Kolonel Moejadhi | 1966-1969 | |
4. | Prof. Dr. Ir. Moeljadi Banoewidjojo | 1969-1973 | |
5. | Prof. Darji Darmodiharjo, SH | 1973-1979 | |
6. | Prof. Dr. Harsono, SE | 1979-1987 | |
7. | Prof. Drs. Zainal Arifin Achmady, MPA | 1987-1993 | |
8. | Prof. Drs. H. M. Hasyim Baisoeni | 1994-1998 | |
9. | Prof. Dr. Eka Afnan Troena, SE | 1998-2002 | |
10. | Prof. Dr. Ir. Bambang Guritno | 2002-2006 | |
11. | Prof. Dr. Ir. Yogi Sugito | 2006-sekarang |
Seleksi Masuk
Jalur Nasional
- SNMPTN 2013
SNMPTN atau Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri merupakan seleksi penerimaan calon mahasiswa tanpa ujian tulis yang baru lulus Ujian Nasional pada tahun itu. Dilaksanakan secara nasional berdasarkan prestasi akademik sesuai ketentuan SNMPTN. Jalur ini biasa disebut jalur undangan atau PMDK. - SBMPTN 2013
SBMPTN atau Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri merupakan seleksi penerimaan calon mahasiswa melalui ujian tulis, dilaksanakan secara serempak nasional setelah kelulusan SMA/MA/SMK. SBMPTN ini diadakan setelah pengumuman SNMPTN 2013. Materi yang diujikan pada hari pertama adalah Tes Potensi Akademik, Tes Kemampuan Dasar Umum (terdiri dari Matematika Dasar, Bhs. Indonesia, dan Bhs. Inggris. Kemudian pada hari kedua adalah Tes Kemampuan IPA dan/atau IPS sesuai dengan jurusan yang diambil.
Jalur Mandiri
- SPKD/SPKIns
Seleksi Program Kemitraan Daerah/Instansi merupakan seleksi ujian tulis dilaksanakan di daerah bekerjasama dengan Pemerintah Daerah setempat/Instansi atau Perusahaan setempat. Seleksi jalur ini dilaksanakan setelah seleksi nasional. - SPMK
Seleksi Program Minat dan Kemampuan merupakan seleksi ujian tulis dilaksanakan di Universitas Brawijaya dan sekolah yang telah ditunjuk oleh UB. Seleksi ini juga dilaksanakan setelah seleksi nasional. - Kampus Kediri
Merupakan seleksi ujian tulis untuk UB Kampus Kediri yang dilaksanakan setelah seleksi nasional. - SPI
Seleksi Program Internasional merupakan seleksi ujian tulis untuk menjaring mahasiswa luar negeri. Seleksi ini dilaksanakan berdasarkan kemitraan dengan pihak luar negeri. - SAP
Seleksi Alih Program merupakan seleksi penerimaan mahasiswa bagi yang berpendidikan Sarjana Muda atau Diploma III untuk melanjutkan pendidikan ke Strata 1. Seleksi ini dikelola oleh pihak fakultas masing-masing. - SPVok
Seleksi Program Pendidikan Vokasi/Keahlian yaitu seleksi ujian tulis untuk Diploma I dan III dan dilaksanakan setelah seleksi nasional.
Biaya Pendidikan dan Beasiswa
Biaya pendidikan terdiri dari SPP (Sumbangan Pembinaan Pendidikan)
yang dibayarkan setiap awal semester. SPP ditetapkan secara proporsional
per jurusan, per mahasiswa, dalam 7 kategori untuk jalur nasional, dan 3
kategori untuk jalur mandiri. SPFP (Sumbangan Pengembangan Fasilitas
Pendidikan) yaitu dibayarkan sekali saat daftar ulang sebagai mahasiswa
baru. SPFP ini juga ditetapkan secara proporsional seperti SPP. DBP
(Dana Bantuan Praktikum) ini dibayarkan setiap awal semester. Dan biaya
lain-lain yang mencakup ordik, ormawa, jas almamater, perpustakaan, dan
tes kesehatan dan dibayarkan sekali saat daftar ulang sebagai mahasiswa
baru.
Beasiswa juga diberikan, yakni mencapai 4.676 orang pada tahun 2010 mencapai Rp. 16 M.
Beasiswa tersebut adalah BMU, Bidik Misi, PPA, BBM, Supersemar, Bank
Indonesia, BRI, Toyota, Astra, IMHERE, Taspen, BNI, PGN, ETOS, BTN,
Pertamina, Eka Tjipta, Indosat, Pegadaian, Daihatsu, Djarum, BCA
Finance, CIMB Niaga, TNI, Yayasan Salim, Yayasan Kasih, IKOMA, KOSGORO,
Semen Gresik, ORBIT, dan lain-lain. Di tahun 2011, UB memberikan
beasiswa pada 6.168 mahasiswa dan pada tahun 2012 pada 6.686 mahasiswa.
Jumlah ini meningkat setiap tahunnya.
Program Akademik
Sesuai dengan keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 232/U/2000, pendidikan akademik yang terdiri atas program sarjana, program magister dan program doktor,
adalah pendidikan yang diarahkan terutama pada penguasaan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan kesenian. Pendidikan profesional adalah
program pendidikan diploma yang diarahkan terutama pada kesiapan
penerapan keahlian tertentu, sedang kan pendidikan profesi adalah
pendidikan tambahan setelah program sarjana untuk memperoleh keahlian
dan sebutan profesi dalam bidang tertentu. Saat ini Universitas
Brawijaya memiliki 12 Fakultas dan 2 Program seatara Fakultas, 74
Program Studi S-1, 37 Program Studi S-2, 17 Program Studi S-3, 16
Program Dokter Spesialis 1 (Sp-1), 14 Program D-3, dan 1 Program D-1.
- Fakultas Hukum
- Fakultas Ekonomi dan Bisnis
- Fakultas Ilmu Administrasi
- Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
- Fakultas Ilmu Budaya
- Fakultas Pertanian
- Fakultas Peternakan
- Fakultas Teknik
- Fakultas Kedokteran
- Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
- Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
- Fakultas Teknologi Pertanian
- Program Kedokteran Hewan
- Program Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer
- Program Vokasi
- Program Pascasarjana
Mahasiswa dan Dosen
Universitas Brawijaya saat ini memiliki 52.376 orang mahasiswa aktif dari berbagai strata yang tersebar di berbagai fakultas.
Karena membuka kelas internasional melalui seleksi jalur mandiri untuk
semua fakultas, terdapat juga beberapa mahasiswa asing dari beberapa
negara lain seperti USA, Malaysia, Korea Selatan, Vietnam, Myanmar, Libia, Bosnia, Timor Leste, dan Palestina.
Jumlah dosen tetap pada tahun 2012 adalah 1.852 orang, yang terdiri
dari S1 yaitu 326 orang, Sp1 yaitu 89 orang, S2 yaitu 1.032 orang, dan
S3 yaitu 405 orang.
Prestasi dan Keunggulan
Pada tahun 2008, UB masuk rangking 500+ dunia versi THES (QS World University Rangkings) bersama-sama 7 perguruan tinggi lain di Indonesia dan masuk peringkat 3 di antara perguruan tinggi di Indonesia versi Ditjen Dikti. Pada tahun 2009, masuk rangking 191 di Asia menurut THES. Saat ini UB sebagai ”World Class Entrepreneurial University”
telah mendapatkan Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi (AIPT) A dan
mayoritas program studi telah terakreditasi A. Pada tahun 2010, UB
mendapat penghargaan dari Smart Campus Award 2010, dimana UB menjadi
yang terbaik dalam kategori The Most Interactive LocalNode. Mendapat peringkat 59 Asia Tenggara versi Webomatrics.
Di bidang penelitian, publikasi ilmiah dosen dan perolehan patent, pada
tahun 2010 telah meraih prestasi peringkat 5 terbaik dari seluruh PT di
Indonesia.
Mitra Kerjasama
Jalinan kerjama sama UB dengan perguruan tinggi dan instansi tersebut dilakukan dalam bentuk Program Double Degree, Pertukaran Mahasiswa, Sandwich Program, dan Join Research. Dalam rangka menerapkan program ”World Class Entrepreneurial University”, telah dilaksanakan kerjasama dengan berbagai perguruan tinggi luar negeri, yaitu 5 PT Thailand, 8 PT Jepang, 4 PT Taiwan, 3 PT USA, dan beberapa perguruan tinggi di Australia, Belanda, dan Jerman.
Beberapa dari perguruan tinggi dan instansi dari luar negeri yang terkait adalah Curtin University of Technology, Wollongong University (Australia), Hohenheim University (Jerman), Deutscher Akademischer Austauschdienst (DAAD-Jerman), Centro International Agriculture Trophicale (CIAT), dan lain-lain. Sedangkan dari dalam negeri sendiri adalah PT. Bimantara Citra Tbk., PT. Rajawali Citra Televisi Indonesia, Institute For Community Leaders (ICL), Yayasan Dana Sejahtera Mandiri, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), dan lain-lain.
Fasilitas Kampus
Gedung
Setiap fakultas memiliki gedung masing-masing di area kampus UB. Untuk kepentingan lain, terdapat gedung Sasana Samantha Krida,
merupakan gedung terbesar di Universitas Brawijaya. Di gedung ini
diadakan berbagai macam kegiatan diantaranya kongres, wisuda (diploma,
sarjana, dan pascasarjana), dan lomba/kejuaraan seperti lomba paduan
suara, lomba ketrampilan bahasa Inggris dan lain-lain. Terdapa pula
gedung Widyaloka merupakan gedung tempat diadakannya berbagai
macam aktivitas/kegiatan mahasiswa maupun umum seperti seminar nasional,
regional, maupun internasional, pertemuan-pertemuan penting seperti
rapat pimpinan maupun lainnya, diskusi, dan kuliah tamu. Gedung Student Center
merupakan gedung tempat diadakannya berbagai macam aktivitas/kegiatan
mahasiswa maupun umum seperti seminar ilmiah, pendaftaran mahasiswa
baru, kejuaaraan/lomba, kongres mahasiswa, pameran, bursa buku, dan
aktivitas lainnya. Dan yang terakhir adalah gedung Graha Medika
merupakan gedung terbaru di UB, berlokasi di Fakultas Kedokteran. Gedung
ini merupakan tempat untuk kegiatan pertemuan, resepsi acara-acara
khusus dan lain sebagainya.
Sarana Umum
Di lingkungan Kampus tersedia masjid pusat yaitu Masjid Raden Patah,
mushola-mushola yang tersebar di berbagai fakultas maupun jurusan. Di
dekat lingkungan kampus juga tersedia Vihara untuk penganut agama Budha, sedangkan untuk umat Kristen, gereja berada di daerah Ijen, Jl Bromo. Terdapat sarana telekomunikasi seperti Warung Pos & Telekomunikasi (Warpostel), Kantor Pos dan Giro, Warung Internet (Warnet), dan Telepon Umum. Di lingkungan kampus UB terdapat pula beberapa ATM dan Bank. Untuk Bank yaitu Bank BTN, BRI dan Bank BNI. Sedangkan untuk ATM yang tersedia adalah ATM BCA,
BNI dan BRI. ATM BCA terletak di dekat asrama mahasiswa (daerah
Koperasi Mahasiswa), ATM BNI terletak di sebelah Bank BNI di Jalan
Veteran, sedangkan Bank dan ATM BRI terletak di Jl. MT Haryono.
Terdapat pula UB Hotel untuk tamu yang mencari tempat beristirahat, tempat pertemuan, maupun tempat untuk berbisnis. Youth Hostel
adalah penginapan Griya Brawijaya yang dikelola oleh Koperasi Mahasiswa
Universitas Brawijaya, yang berkedudukan di komplek kampus. Terapat
pula Brawijaya Smart School yang terdiri dari Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, dan Sekolah Menengah Atas di bawah naungan Universitas Brawijaya. Untuk travel umum terdapat Yubi Travel milik UB. Selain itu terapat pula penitipan anak dan Taman Kanak-Kanak yaitu Daycare Center dan TK.
Pusat Pembelajaran
Perpustakaan Pusat merupakan sarana penunjang kelengkapan di bidang
pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Selain itu UB
juga memiliki banyak laboratorium sebagai sarana penunjang pendidikan,
penelitian, dan pelayanan di seluruh fakultas dan jurusan.
Fasilitas Mahasiswa
Universitas Brawijaya memiliki sarana poliklinik untuk mahasiswa.
Mahasiswa bisa memperoleh layanan kesehatan dengan harga yang terjangkau
oleh seluruh mahasiswa. Fasilitas mahasiswa selain itu adalah Student Computer Services (SCS) , Unit Kegiatan Mahasiswa, dan Student Internet Access.
Fasilitas Olah Raga & Seni
Sarana olahraga yang tersedia di Universitas Brawijaya adalah Stadion
Brawijaya merupakan sarana untuk cabang olahraga sepakbola yang cukup
luas, GOR Pertamina yang berlokasi di belakang gedung Samantha Krida, lapangan Bulutangkis Indoor berlokasi di gedung Samantha Krida, selain itu tersedia lapangan Tenis Indoor, Fitness Centre, dan lapangan Kantor Pusat. Sedangkan sarana kesenian yang tersedia di Universitas Brawijaya adalah Homeband UB
(Unit aktifitas band) yaitu fasilitas untuk bermain musik yang dikelola
oleh Unitas Band Universitas Brawijaya, selain itu tersedia Unit
Aktifitas Karawitan dan Tari.
Fasilitas Teknologi Informasi
School On Internet (SOI) merupakan program belajar/kuliah
jarak jauh (distance learning) melalui internet dengan teknologi video
conference. Program School On The Internet merupakan program
kerjasama pembelajaran melalui internet antar institusi pendidikan di
regional Asia. Pelayanan Teknologi Informasi dan Komunikasi (PTIK)
menyediakan pelatihan-pelatihan berkaitan dengan komputer, pemrograman,
jaringan, dan sebagainya. Tersedia Layanan MCA yaitu Microsoft Campus Agreement adalah program pendaftaran lisensi tahunan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan khusus dari institusi pendidikan tinggi. Microsoft Campus Agreement
memungkinkan institusi pendidikan untuk mengikuti teknologi yang
berkembang walau hanya dengan anggaran yang terbatas. Universitas
Brawijaya telah mengadakan ikatan perjanjian dengan Microsoft Indonesia
dalam hal melegalkan pemakaian perangkat lunak buatan Microsoft di
lingkungan Universitas Brawijaya.
Web Hosting Services merupakan layanan web hosting
disediakan bagi lembaga-lembaga resmi Universitas Brawijaya yang
mempublikasikan situs yang berisi informasi lembaga-lembaga tersebut
melalui jaringan internet. Selain itu terapat fasilitas Electronic Mail
(e-mail) bagi sivitas akademika di lingkungan Universitas Brawijaya.
Saat ini layanan e-mail terdiri dari dua jenis layanan, yaitu Campus Web-based E-Mail merupakan email resmi disediakan bagi para dosen, staf, fakultas, jurusan, unit kerja dan lembaga resmi kampus lainnya dan Student E-mail
yang disediakan khusus bagi seluruh mahasiswa Universitas Brawijaya.
Untuk pusat bantuan, pusat informasi, form layanan, serta panduan dan
manual layanan teknologi informasi tersedia IT Helpdesk & Costumer Care.
Dan fasilitas mengakses internet secara gratis yang dapat diperoleh
oleh seluruh pengguna dalam jaringan Intranet di Universitas Brawijaya.
Pusat Pelatihan dan Penelitian
Universitas Brawijaya saat ini memiliki dua pusat pelatihan, di Inkubator Bisnis (INBIS) dan Pusat Komputer
(Puskom). INBIS UB menyediakan pelatihan-pelatihan berkaitan dengan
kewirausahaan dan bisnis, sedangkan Puskom menyediakan
pelatihan-pelatihan berkaitan dengan komputer, jaringan, dan sebagainya.
Selain itu juga terdapat pusat-pusat penelitian sebagai sarana
penelitian di UB.
Lembaga
LPPM
LPPM atau Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat
merupakan institusi yang menyediakan segala informasi penelitian,
pelaksana penelitian dan menjadi pusat pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi serta mengedepankan standar kualitas tertinggi dalam berbagai
kegiatan pemberdayaan masyarakat kampus maupun luar kampus. Lembaga ini
mempunyai tugas melaksanakan, mengkoordinasikan, memantau dan menilai
pelaksanaan kegiatan penelitian dan PKM yang diselenggarakan oleh Pusat
Penelitian dan Pusat Pelayanan serta ikut mengusahakan serta
mengendalikan administrasi sumberdaya yang diperlukan untuk menjalankan
tugas pokok tersebut.
LP3
LP3 atau Lembaga Pengkajian dan Pengembangan Pendidikan merupakan
pusat pengkajian dan pengembangan pendidikan guna mewujudkan paradigma
baru perguruan tinggi yang disingkat RAISE (relevance, academic atmosphere, internal management, sustainability dan equity).
LSIH
LSIH atau Laboratorium Sentral Ilmu Hayati membantu pembangunan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) sebagai bagian integral pembangunan
nasional ditujukan untuk menjadi landasan ketahanan ekonomi nasional dan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan. LSIH
melakukan beberapa jenis pelayanan dan pengujian untuk masyarakat umum/
industri, peneliti, praktisi dan mahasiswa (S1,S2,S3) terkait dengan
bidang hayati, dengan didukung peralatan terbaru dan terkalibrasi.
0 komentar:
Posting Komentar